Monday, September 19, 2011

Krisis Air Bersih Di Tanah Jawa Bagian Selatan


Musim kemarau yang berkepanjangan hingga bulan september 2011 membuat beberapa daerah dibagian selatan pulau Jawa seperti Wonogiri, Gunung Kidul dan Banyumas mengalami kekeringan. Masyarakat pinggiran diberbagai daerah diselatan Pulau Jawa ini mengalami kesulitan mendapatkan air bersih dikarenakan sumber-sumber air sudah kering. Selama kurang lebih 3 bulan belakangan hujan tidak turun, hal ini membuat pohon meranggas, sumur kering, telaga kering, sungai-sungai mulai menyusut debit airnya.Guna mencari air bersih masyarakat menggali telaga yang sudah kering dan pinggiran sungai yang kering. Mereka rela untuk berjalan hampir satu kilometer guna mancari air bersih.

Dibeberapa daerah seperti di Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunung Kidul air bersih dijual dikisaran harga Rp 90.000 sampai Rp 125.000 per 5.000 liter tergantung dari jarak dari sumber mata air terdekat. Untuk masyarkat yang memiliki ekonomi yang baik mereka membeli air ini namun jika tidak memiliki uang berlebih banyak masyarakat yang mengambil dari lubang ditengah telaga meskipun kadar kebersihannya kurang baik.

Sedangkan bagi warga Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Banyumas menggunakan air sungai Tajum yang sudah mulai menyusut debit airnya untuk keperluan mandi dan mencuci, sedangkan untuk minum dan memasak mereka menggali tanah dipinggiran sungai. Untuk wilayah Kabupaten Banyumas daerah yang rawan krisis air bersih yaitu Kecamatan Gumelar, Wangon, Sumpiuh, dan Kebasen.

Dibutuhkan langkah kerja stategis dari pemerintah guna mengatasi krisis air bersih ini bukan hanya sekedar tindakan memberikan bantuan air bersih namun juga tindakan preventif yang bersifat pencegahan seperti pembangunan jaringan air bersih PDAM, pengeboran tanah guna pencarian sumber mata air.

Foto & Teks : Agung Pambudhy

Pohon jati meranggas dihalaman SD Ngringin 1 Giritontro, Wonogiri, Jateng, Kamis (8/9). Meranggas adalah tanaman menggugurkan daunnya guna bertahan hidup dimusim kemarau

Kendaraan melewati hutan jati yang meranggas di Jalan Wonogiri Pracimantoro, Wonogiri Jateng, Kamis (8/9). Meranggas merupakan cara tanaman untuk bertahan hidup di musim kemarau.

Dibdyo (40) mengambil air dari lubang ditengah Telaga Dondang di Desa Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DIY, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering di Kecamatan Saptosari, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga menggali telaga hingga kedalam 2 meter untuk mendapatkan air bersih selain itu warga juga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Sunarni (42) menunggu air penuh didalam lubang untuk kemudian diambil ditengah Telaga Dondang ke  ember di Desa Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DIY, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering di Kecamatan Saptosari, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga menggali telaga hingga kedalam 2 meter untuk mendapatkan air bersih selain itu warga juga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Sunarni (42) mindahkan air yang diperoleh dari lubang ditengah Telaga Dondang ke  ember di Desa Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DIY, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering di Kecamatan Saptosari, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga menggali telaga hingga kedalam 2 meter untuk mendapatkan air bersih selain itu warga juga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Warga menggembala kambing setelah mendapatkan air bersih yang diambil dari lubang ditengah Telaga Dondang, Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DIY, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga menggali telaga hingga kedalam 2 meter untuk mendapatkan air bersih selain itu warga juga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Warga menggembala kambing setelah mendapatkan air bersih yang diambil dari lubang ditengah Telaga Dondang, Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DIY, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga menggali telaga hingga kedalam 2 meter untuk mendapatkan air bersih selain itu warga juga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Sunarni (42) berjalan di Telaga Dondong yang mengering di Desa Jetis, Saptosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Jumat (9/9). Sudah lebih dari 3 bulan terakhir hujan tidak turun sehingga membuat banyak telaga mengering, guna memenuhi kebutuhan air bersih warga membeli air seharga Rp 90.000 per 5000 liter air.

Sumarno (40) mengambil air dari lubang dipinggir Sungai Tajum, Kracak, Ajibarang, Banyumas, Minggu (11/9). Lebih dari 3 bulan hujan tidak turun membuat sumur-sumur warga kering dan warga harus berjalan lebih dari 500 meter untuk mencari air bersih disungai.

Sumarno (40) memikul air bersih yang diperoleh dari lubang dipinggir Sungai Tajum, Kracak, Ajibarang, Banyumas, Minggu (11/9). Lebih dari 3 bulan hujan tidak turun membuat sumur-sumur warga kering dan warga harus berjalan lebih dari 500 meter untuk mencari air bersih disungai.

No comments: