Wednesday, May 28, 2008

Pembuatan Batik Cap Banyumas

Batik Banyumas, mungkin mendengar kata-kata tersebut bagi sebagian masyarakat terasa asing dan mendatangkan pertanyaan “apakah ada batik Banyumas?”. batik Banyumas berkembang didaerah Sokaraja dan mengalami puncak kejayaan pada tahun 1965-1970. Namun dalam perkembangannya saat ini batik Banyumas semakin tidak terdengar  terutama batik tulisnya. Banyak pengrajin yang gulung tikar karena keterbatasan modal. Sekarang generasi muda seakan tidak peduli terhadap perkembangan batik ini terbukti tidak adanya regenerasi pengrajin batik. Anak muda saat ini lebih senang bekerja dikota ketimbang menjadi pengrajin batik. Sebagai generasi muda kita wajib melestarikan budaya daerah. Apakah mau batik menjadi milik Malaysia?
Seri foto kali ini dilakukan di lokasi home industri batik cap G.T Soen milik Ibu Sri Sundari Kecamatan Sokaraja. Proses pembuatan satu kain batik cap kurang lebih memakan waktu 2 hari.  Proses pembuatan batik cap, sebagai berikut :
  1. Bahan dasar kain batik cap menggunakan kain mori. Pertama kain mori dijemur dengan tujuan agar kain lemas dan kuat.
  2. Kain dicap dengan menggunakan alat cetakan dengan tinta berasal dari lilin.
  3. Kain ini diiwarnai dengan obat pewarna.
  4. Kain dimasak agar pewarna menyatu dengan kain.
  5. Kain kemudian dijemur selama 1 hari agar warna yang dihasilkan bagus.
  6. Kain dicap ulang kembali dengan pola yang sama agar pola yang sudah dibuat terlihat lebih jelas.
  7. Kain di celup dengan larutan pembersih untuk membersihkan sisa-sisa lilin, setelah itu dibilas dengan air bersih.
  8. Kain kemudian dijemur selama 1 hari
  9. Kain distrika dan dilipat untuk dikemas.
  10. Kain batik cap selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan.
   Kain mori sebagai bahan kain batik dijemur

Seorang pekerja sedang mencap kain mori yang masih berwarna putih.

   Seorang pekerja sedang mewarnai kain batik.
 
Kain batik yang sudah diwarnai sedang dimasak menggunakan tungku perapian yang besar.

   Suami Ibu Sundari sedang membereskan batik yang telah dijemur.

   Seorang pekerja tampak serius mencap kain batik yang telah diwarnai

 Salah satu pekerja Ibu Sundari sedang membersihkan kain batik dari sisa-sisa lilin.

Beberapa motif batik Banyumasan, dari kiri atas : kembang goyang, campur sari, tambal miring, pring sedapur. Dari kanan bawah : rumput laut, sawung galing, katrea, bintang seribu
 Ibu Sri Sundari memperlihatkan baju batik dengan motif naga tapa
 Cetakan batik dipanaskan bersama lilin

Sunday, May 25, 2008

Waisak 2008

Selasa, 20 Mei 2008 Ribuan umat budha dari seluruh nusantara hadir di magelang tepatnya di candi mendut dan borobudur untuk merayakan hari waisak 2552. Acara ini diselenggarakan oleh Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI). Acara waisak ini dilaksanakan mulai tanggal 12 mei 2008 sampai 20 mei 2008. Tanggal 12 mei 2008 diadakan bakti sosial di Jepara, Pati, Rembang. Tanggal 18 mei-19 mei diadakan bakti sosial di pendopo timur hotel Manohara Barobudur dan prosesi upacara tanggal 20 mei ini merupakan puncak dari rangkaian prosesi upacara waisak.
Acara puncak upacara waisak ini dimulai pada pukul 08.30 wib dengan pembacaan parrita dan sutra (doa-doa) oleh Sangha Agung Indonesia. Kemudian dilanjutkan renungan dan meditasi oleh seluruh peserta upacara waisak. Pada pukul 14.30 diadakan prosesi kirab dari candi mendut sampai candi borobudur yang diikuti oleh para bhikhu, bhiksu, bhiksuni, pandita dan jamaah upacara waisak.
Acara ini tidak hanya sebagai acara keagamaan umat budha tetapi juga dijadikan sebagai wisata budaya. Terbukti acara ini tidak hanya dihadiri oleh umat budha saja tetapi juga banyak wisatawan lokal dan wisatawan asing yang ingin mengetahui prosesi acara tersebut. Acara ini berakhir pukul 18.30 Wib dengan pembacaan parrita dan sutra oleh ketiga sangha agung. Pukul 20.00 diadakan pementasan wayang kulit di pelataran hotel Manahora. (Agung Pambudhy)