Batik Banyumas, mungkin mendengar kata-kata tersebut bagi sebagian masyarakat terasa asing dan mendatangkan pertanyaan “apakah ada batik Banyumas?”. batik Banyumas berkembang didaerah Sokaraja dan mengalami puncak kejayaan pada tahun 1965-1970. Namun dalam perkembangannya saat ini batik Banyumas semakin tidak terdengar terutama batik tulisnya. Banyak pengrajin yang gulung tikar karena keterbatasan modal. Sekarang generasi muda seakan tidak peduli terhadap perkembangan batik ini terbukti tidak adanya regenerasi pengrajin batik. Anak muda saat ini lebih senang bekerja dikota ketimbang menjadi pengrajin batik. Sebagai generasi muda kita wajib melestarikan budaya daerah. Apakah mau batik menjadi milik Malaysia?
Seri foto kali ini dilakukan di lokasi home industri batik cap G.T Soen milik Ibu Sri Sundari Kecamatan Sokaraja. Proses pembuatan satu kain batik cap kurang lebih memakan waktu 2 hari. Proses pembuatan batik cap, sebagai berikut :
- Bahan dasar kain batik cap menggunakan kain mori. Pertama kain mori dijemur dengan tujuan agar kain lemas dan kuat.
- Kain dicap dengan menggunakan alat cetakan dengan tinta berasal dari lilin.
- Kain ini diiwarnai dengan obat pewarna.
- Kain dimasak agar pewarna menyatu dengan kain.
- Kain kemudian dijemur selama 1 hari agar warna yang dihasilkan bagus.
- Kain dicap ulang kembali dengan pola yang sama agar pola yang sudah dibuat terlihat lebih jelas.
- Kain di celup dengan larutan pembersih untuk membersihkan sisa-sisa lilin, setelah itu dibilas dengan air bersih.
- Kain kemudian dijemur selama 1 hari
- Kain distrika dan dilipat untuk dikemas.
- Kain batik cap selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan.
Seorang pekerja sedang mencap kain mori yang masih berwarna putih.
Seorang pekerja sedang mewarnai kain batik.
Kain batik yang sudah diwarnai sedang dimasak menggunakan tungku perapian yang besar.
Seorang pekerja tampak serius mencap kain batik yang telah diwarnai
Salah satu pekerja Ibu Sundari sedang membersihkan kain batik dari sisa-sisa lilin.
Beberapa motif batik Banyumasan, dari kiri atas : kembang goyang, campur sari, tambal miring, pring sedapur. Dari kanan bawah : rumput laut, sawung galing, katrea, bintang seribu
Ibu Sri Sundari memperlihatkan baju batik dengan motif naga tapa
Cetakan batik dipanaskan bersama lilin